Iklan : U Mild
Versi : Jogja
Oleh : Monica Fitri Ramadhan
Deskripsi iklan :
Tiga orang pemuda yang bersahabat baik mendapatkan paket liburan gratis dari bos mereka. Singkat cerita, mereka sudah berada di perjalanan. Sepanjang perjalanan, mereka berseru, “Jogja...!”. Namun, ketika pesawat sudah mendarat, bandara yang mereka datangi bertuliskan “Bandar Udara Ngurah Rai Bali”. Mereka pun terdiam seketika, dan mengubah seruan mereka menjadi, “Bali...!”.
Bandung? Surabaya!
Lagi-lagi Alika mengeluh. Ia sangat ingin untuk bisa berlibur ke luar kota kali ini, namun, ayah dan ibunya sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ia pun terus membujuk orangtuanya untuk meluangkan waktu bersamanya. Namun, proyek kedua orang tuanya sangatlah padat. Ketika Alika nyaris putus asa, ia mendapat ide. Deyza dan Arega, kedua sahabatnya juga tidak berlibur ke luar kota karena alasan yang sama. Maka, sore itu mereka berjanji untuk bertemu di taman kota.
“Hmm.. Mana sih si Deyza ama Arega? Lama banget, udah jam 4 belum datang juga..” Alika tampak tak sabar menunggu kedua sahabatnya itu.
“Dooorr! Hayoooo... Melamun teruuuuus! Hahahaha..” dari belakang, Deyza dan Arega mengagetkannya.
“Huuh kalian inii, udah telat masih aja sempet ngagetin akuuu!” Alika kesal dengan ulah iseng Deyza dan Arega.
Namun ia segera mendingin dan berujar, “Eh, udah, mending langsung aja ya, gini, kita kan sama-sama nggak liburan ke luar kota nih, tapi kita pasti pengen dong, liburan ke luar kota.. Masalahnya, ortu kita pada sibuk, gimana kalo... Kita liburan bertiga ajaaa???”. Deyza dan Arega kaget dengan perkataan Alika barusan.
Arega masih diam, namun Deyza langsung menyahut panjang lebar, “Haaaaahh? Gila kamu Ka, masa’ iya kita liburan bertiga ke luar kota? Kayak ke Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, atau bahkan Jogja. Apa mungkin kita diizinin ortu kita? Nanti kalau kita kenapa-kenapa disana gimana? Kalau kita diculik? Kalau kita dicopet? Kalau kita...” Belum sempat Deyza selesai berkata-kata, Alika memotong.
“Huuussshh! Aah kamu ini loooo! Biasa deh, kita itu belum ngerencanain apa-apaaa, kamunya udah heboh duluan, kayak rumahmu kena gusur aja! Coba santai aja ngomongnya.. Kan enak.” Alika menarik nafas panjang.
Akhirnya, Arega angkat bicara, “Ahahaha, lucu deh kalo udah liat kalian ngomong panjang lebar kayak tadi, persis ama kereta api lagi main kejar-kejaran, panjaaaaaaaaaaang banget, hahaha.. Terus Ka, rencanamu gimana?”
Alika melanjutkan, “Hmm.. Gini, aku maunya sih kita ke Bandung, Malang, Surabaya. Tapi berangkatnya dari Jakarta. Nanti Bontang-Balikpapan cari pesawat atau ikut travel.. Nanti pulang dari sini, kita coba ngomong sama papa mama kita.. Di Bandung, kita sama saudaranya Arega, di Malang, sama saudaraku, di Surabaya, ikut saudaranya Deyza. Jakarta cuma transit..”
Deyza mengangguk setuju, begitu pula dengan Arega. Mereka pun mulai berbicara seru, merencanakan liburan mereka.
“Aah pokoknya nanti aku mau mampir ke Starbucks! Pokoknya haruuusss! Hahaha” kata Deyza.
“Aku mau cari buku yang banyak di Gramedia, kebetulan koleksi novel sama komikku mulai menipis.. hehe” sambung Arega.
“Aku cuma mau ke luar kota, liburan, berpetualang, eksplorasi! Hahahaha dan sekarang sudah jam setengah enam kawan-kawan, ayo kita pulaaang.. Daaah Deyza, daaaah Aregaaaa!” tutup Alika.
Malamnya, Deyza, Arega, dan Alika mulai beraksi, merayu kedua orangtua mereka agar diizinkan liburan bersama. Keesokan harinya, mereka bertiga kembali berkumpul dan setuju untuk berangkat minggu depan, karena mereka sudah mendapat izin dari orangtua mereka.
Sabtu pagi, Alika, Deyza, dan Arega berkumpul di Bandara PT. Badak. Orangtua mereka asyik bercakap-cakap hingga akhirnya panggilan untuk naik ke pesawat tujuan Balikpapan terdengar. Alika, Deyza, dan Arega tampak semangat mengemasi barang-barang mereka dan pamit kepada orangtua mereka.
“Papa, Mama, Alika berangkat dulu yaa, nanti kalau Alika sudah sampai, nanti Alika telpon Papa sama Mama yaa, mmuah mmuah.” ujar Alika seraya mengecup pipi papa mamanya.
“Ayah, Bunda, Deyza pergi dulu yaa, Deyza pasti jaga diri kok disana, Ayah Bunda baik-baik ya disini.. Daaah Ayah.. Daaah Bunda..” kata Deyza dengan semangat. Orangtuanya hanya bisa tersenyum dan berpesan agar Deyza baik-baik disana.
“Ma, Pa, Arega pergi ya, nggak akan lama-lama kok, nanti pasti Arega cepet balik. Kalau ada apa-apa, Mama Papa hubungin Arega yaa..” pamit Arega sambil memeluk kedua orangtuanya.
Alika, Deyza, dan Arega pun naik ke pesawat. Di dalam pesawat, mereka duduk berdampingan. Awalnya mereka asyik bercerita, namun setelah setengah perjalanan ditempuh, mereka tertidur pulas. Suasana pesawat pun nampak sunyi.
Sampai di Balikpapan. Mereka bertiga bersorak kegirangan karena mereka sudah semakin dekat dengan Jakarta. Hingga tak terasa, mereka sudah kembali berada dalam pesawat. Tujuan mereka selanjutnya adalah Jakarta. Sudah hampir petang ketika mereka tiba di Jakarta.
“Eh, ayo cari taksi, biar kita bisa langsung ke stasiun. Kereta api kita yang ke Bandung jam delapan nanti berangkat loh, makanya harus cepeeet...” jelas Alika sambil memegang buku catatan perjalanannya.
“Okee boooosss...” Deyza dan Arega kompak menyahut.
Setibanya di stasiun, mereka langsung membeli tiket tujuan Bandung. Dan dengan percaya diri yang penuh, mereka menaiki kereta di jalur satu, jalur paling pinggir. Di tengah perjalanan, ada seorang kondektur yang memeriksa tiket mereka. Namun, pak kondektur tampak mengeryitkan dahi ketika melihat tiket ketiga anak perempuan yang ada di depannya.
“Adik-adik mau pergi kemana?” kata Pak Kondektur.
“Ke Bandung lah pak.. Kemana lagi.. Ehehe..” sahut Deyza sambil menghempaskan badannya ke kursi kereta.
“Tapi Dik, ini kereta tujuan Surabaya, bukan Bandung.. Jadi Adik-adik harus turun di stasiun berikutnya atau membayar lebih untuk turun di Surabaya, bagaimana?” jelas Pak Kondektur.
“....” Alika, Deyza, dan Arega terdiam sambil terbengong-bengong.
Triing! Tanpa aba-aba, Alika, Deyza, dan Arega kompak menyodorkan sejumlah uang yang diminta Pak kondektur. Pak Kondektur pun menerima uang tersebut seraya berpesan, “Nah adik-adik, lain kali, kalau sedang perjalanan diperhatikan ya, jangan sembarangan. Kereta tujuan Bandung tadi ada di jalur sebelas, paling pinggir di utara, bukan paling pinggir selatan.. Hehehe”.
Wajah mereka bertiga pun memerah. Setelah mengatakan terimakasih, Pak Kondektur pergi. Mereka bertiga menghubungi orangtua masing-masing untuk memberi kabar. Orangtua mereka awalnya khawatir, namun akhirnya percaya dengan buah hati mereka.
Mereka pun memulai liburan panjang mereka. Berkeliling Surabaya, dan menyempatkan diri untuk mampir ke Malang. Hingga tak terasa liburan hampir habis. Mereka kembali ke Bontang, kota tercinta. Dengan membawa sejuta cerita dan tentu saja buah tangan yang banyak.
“Aku suka Starbucks! Aku suka J.Co! Dunkin Donuts! BreadTalk! Roti boy jugaaaaa!” seru Deyza pada Ayah dan Bundanya.
“Maa.. liat niiih, aku dapet buku rumus matematika baru, komik Rainbow Miracle yang terbaru, novelnya Andrea Hirata, ada juga nih buat Papa Mama..” ujarnya gembira sambil mengeluarkan buku-buku yang lain.
Alika juga tak mau kalah, ia memamerkan buku catatan perjalanan mereka, serta foto-foto mereka. “Nih Pa, Ma, ada gantungan kunci couple buat Papa Mama.. Hehehe.. Aku seneng banget Pa, Ma, makasih yaa udah diizinin..”.
Begitulah akhirnya mereka mengakhiri liburan. Pengalaman mereka selama liburan akan menjadi cerita seru saat masuk sekolah nanti. Dan yang terpenting, mereka mendapat pengalaman berharga selama liburan. Ke Bandung? Bukan, tapi ke Surabaya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar